Aku akan memelukmu di dalam doa. Kita akan bertemu di dalam mimpi, sampai kita benar-benar bertemu
AMIN...... ya ALLAH AMIN....
Jumat, 25 Mei 2012
Rabu, 16 Mei 2012
Pulang
Aku selalu percaya, tujuan kita hidup di dunia
tak sekedar bernapas, makan, bersekolah, mengerjakan pe-er, dan hal semacamnya.
Aku percaya, hidup adalah perjalanan untuk
mencari jati diri. Kita hidup untuk menemukan siapa kita sebenarnya. Ada yang
menemukan jati dirinya dengan mudah, ada yang menemukan jati dirinya dengan
serangkaian kejadian dan peristiwa pahit.
Aku berkaca pada hidup yang terkadang lucu.
Pada orang yang aku kagumi. Pada orang-orang yang aku sayang. Kita, manusia,
sedang berpetualang mencari jati diri. Mencari jalan untuk menembus waktu dan
menyatukan keping-keping masa lalu.
Hidup adalah perjalanan mencari jati diri.
Lebih dari itu, hidup adalah perjalanan untuk mencari jalan pulang. Ke sebuah
rumah yang hangat. Yang di dalamnya berisi tawa dan peluk hangat dari
orang-orang yang kita sayang.
Pernah
Aku mengerahkan rasa yang kupunya
pada ujung jemari. Membuatnya menari bersama hujan yang menyapa Bumi.
Kamu membenci hujan. Becek,
lembab, basah dan membuatmu merana. Namun kita sama-sama mencintai pelangi
setelah hujan reda.
Hujan, tak selalu menghantarkan
rindu. Terkadang dia mengirimkan tetesan yang memukul dinding masa
lalu.
Aku pernah bertanya: bisakah hujan
melarutkan rasa gundah? Sayang, hujan terlalu malas untuk berbalas sapa.
Aku pernah mencintai hujan yang
membantuku menyamarkan air mata. Aku membenci kepalsuan tapi harus
tersenyum walau duka meraja.
Bagiku, romantis bukan ketika
menatap hujan yang merintik dalam gerak lambat. Tapi merekam setiap senyum
yang pernah kamu buat.
Aku pernah merasakan hangatmu
memeluk sela jemari. Memandang keluar jendela, menghitung sisa tetes hujan
tadi.
Kamu, jarang merangkai aksara
indah. Tapi kamu selalu berhasil mengusir airmata dan menghadirkan
tawa.
Namun, semua yang kini aku genggam
hanyalah satu kata: pernah. Bisa kah kamu kembali menjadi kamu? Akankah kamu
dan aku melebur menjadi kita?
…….. karena aku tak pernah suka
pada kata pernah.
………………………………………………………tak
pernah.
Jatuh
cinta itu seperti jatuh ke jurang tanpa tali pengaman. Kita hanya bisa
berharap, akan ada yang menangkap kita. :')
Cinta
adalah cinta. Tak perlu dibatasi ruang apalagi diberi label. :)
Cinta itu
seperti Twitter. Banyak yang bertepuk sebelah tangan karena nggak di-folbek.
Kamu, akan folbek cintaku, kan? :')
Aku
mencintai kita yang mencintai cinta yang mencintai aku dan kamu yang mendiami
cinta.
Kamu suka
bermain dengan angka. Yang dirangkai menjadi puisi. Aku suka bermain dengan
aksara. Yang ditulis dari hati.
Dua hati
yang saling terhubung, walaupun jauh ternyata mampu merasakan jika ada salah
satu yang terluka.
Jangan
sering-sering ke salon, karena hanya buang waktu. Mendingan kita berdua bikin
balon, yang bergambar kamu dan aku.
Berkali-kali
kita bertemu, sampai akhirnya tangan menggenggam. Menggalau-galau dahulu, lalu
kita pacaran kemudian. :p
Aku tak
takut jika harus merasa kecewa. Karena aku yakin, hidup seperti kopi, pahitnya
tetap kita kecap dan rasa.
Kekecewaan
adalah perasaan yang istimewa. Rasa sakit yang ia timbulkan, memacu harapan
baru, untuk lebih baik lagi.
aku memang bukan yang pertama
aku juga bukan yang utama
aku hanya sehabatmu
yang selalu ingin diutamakan
aku bukan dia yang sempurna
aku bukan mereka yang ada segalanya
aku hanya orang yang selalu berusaha ada untukmu
ini hanya tentang aku dan kamu
tentang ego kita
tanpa mereka
aku selalu berusaha mengertimu
berusaha menyelami hatimu yang beku
tanpa pernah kutemukan jawaban
satu hal pasti yang aku tahu
kamu sahabatku dan selalu begitu
selamanya..
aku juga bukan yang utama
aku hanya sehabatmu
yang selalu ingin diutamakan
aku bukan dia yang sempurna
aku bukan mereka yang ada segalanya
aku hanya orang yang selalu berusaha ada untukmu
ini hanya tentang aku dan kamu
tentang ego kita
tanpa mereka
aku selalu berusaha mengertimu
berusaha menyelami hatimu yang beku
tanpa pernah kutemukan jawaban
satu hal pasti yang aku tahu
kamu sahabatku dan selalu begitu
selamanya..
sebuah
puisi dari Karenina Kelana
Siapakah kita? Siapakah aku? Kenapa kita dilahirkan ke dunia ini?
Kenapa kita besar dan sekolah? Buat apakah semua ini?
Dan, bagaimanakah akhirnya?
Semua pertanyaan ini mungkin tidak akan mendapat jawabannya hingga
kita menutup mata.
Namun selama aku hidup, inilah yang aku percaya...
Bahwa aku ada karena cinta. Bahwa aku hidup untuk cinta.
Dan suatu hari aku akan berpulang kembali ke cinta.
Cinta bukan berarti selalu tertawa.
Bukan berarti selalu bersedih.
Cinta bukan berarti selalu mengetahui.
Tapi, cinta berarti selalu memahami.
Siapakah kita? Siapakah aku?
Pada akhirnya, aku hanya bisa menjawab.
Bahwa jati diri kita hanyalah satu, yaitu cinta.
Karena, kalau bukan karena cinta, keberadaan kita di dunia pastilah kehilangan makna.
Kamu...
Pertemuan pertama kita terekam jelas di otakku. Aku sering memainkan adegan itu dalam gerak lambat. Mengingat, mereka, dan merasakan setiap helai gerakanmu. Ingatkah kamu, waktu itu aku hampir celaka? Kamu ada di sana. Aku ada di sana. Terluka.... Kini, aku hanya ingin menghentikan waktu, dan mempigurakan senyummu yang selalu mampu membuatku tenang. Walau dalam badai, meski dalam tangis, dan senja merah yang manis.Mungkin kita adalah dua sisi koin yang ditakdirkan berpasangan. Mungkin di saat seperti ini, kita baru paham seperti apa bentuk rindu yang menelusup pelan. Kala diam. Kala hening. Kala malam.Jika rasa ini memang nyata, maka ajari aku, tetap melaju tapi tak terjebak waktu. Tetap berpusar tanpa harus terlempar. Tetap mengalir tanpa harus berpikirKamu. Ketika rumus fisika majal, matematika menemui ajal, kimia tak lagi berguna, dan biologi hanya kata tanpa arti. Kamu, ketika cinta menjelma menjadi satu definisi. Pasti.
Langganan:
Postingan (Atom)